Kata Rubu’ berarti (seperempat), dalam istilah astronomi disebut dengan kuadran (quadrant). Rubu’ Mujayyab dapat juga diartikan sebagai alat hitung astronomi untuk memecahkan permasalahan segitiga bola dalam astronomi.
Di dalam Ensiklopedi Hisab Rukyah, yang dimaksud dengan Rubu’ Mujayyab
adalah suatu alat yang bebentuk seperempat lingkaran ( 900 ) yang digunakan untuk menghitung fungsi geniometris yang sangat berguna untuk memproyerksikan perdaran benda-benda langit pada lingkaran vertikal.
Dengan kata lain, Kuadran
ini merupakan Salah satu instrumen awal astronomi, yaitu suatu alat
yang digunakan untuk menghitung ketinggian bintang di atas cakrawala
atau alat untuk menghitung fungsi giniometris yang sangat berguna untuk
memproyeksikan peredaran benda langit pada lingkaran vertical
Sebelum
dikenal daftar logaritma, perhitungan ilmu falak dilakukan dengan rubu’
ini. Sehingga buku-buku ilmu falak yang ditulis pada tahun 1930-an, seperti Badi’atul missal, dan Attaqribul Maqshad, system perhitungannya masih menggunakan rubu.
Sejarah Rubu’
Awal
mula munculnya rubu’ ini pada kurun ke-14 M, oleh Ibn Al-syatir, beliau
adalah seorang ahli falak Syria, Beliau ini telah menciptakan rubu'
mujayyab yang disifatkan sebagai peralatan yang mengandung grid
trigonometri sejagat. Dimana Kuadran adalah merupakan salah satu alat sederhana yang digunakan untuk mengukur astronomi, navigasi, dan survei
Kuadran
mengakui sisi namanya dengan kemampuan untuk mengukur waktu seperempat
lingkaran dengan menggunakan trigonometri bulat, yang kemudian rembang
jarak dapat digunakan untuk menghitung bintang angkasa bujur dan
lintang. Nama kuadran ini bersal dari fourth bagian atau seperempat dari bagian.
Awal
astronom digunakan sebagai jenis alat untuk mempelajari langit. Namun
pada dasarnya adalah alat untuk mengukur atau menghitung posisi benda di
langit. Dengan mereka (astronom) bintang-bintang dipetakan yang dibuat
untuk memprediksi masa depan posisi matahari, bulan, dan planet. Pengetahuan ini sangat penting, karena langit menjabat sebagai jam,
kalender, dan bantuan navigasi untuk membantu mereka (para pelaut). Alat
ini hanya digunakan oleh para imam untuk mengatur waktu untuk agama
observances dan ahli untuk melemparkan horoscopes.
Di sekitar tahun 1650, Peter Ifland
mengoleksi rubu’ tersebut yang di tempat yang diberi nama “ The
Mariners' Museum “ . Beliau banyak menggunakan alat ini sebelum pergi ke
laut yakni untuk membantu navigators. Untuk navigasi laut,
contoh-contoh paling awal yang ditemukan di sekitar 1460. Mereka tidak
lulus dalam derajat tetapi mempunyai latitudes yang paling umum tujuan
langsung scribed pada anggota tubuh. Ketika digunakan, navigator yang
akan berlayar utara atau selatan sampai kuadran ditunjukkan dia di
lintang dari tujuan, berbelok ke arah tujuan dan berlayar ke tempat
tujuan mempertahankan program studi dari lintang konstan. Setelah 1480,
lebih dari instrumen dibuat dengan limbah lulus dalam derajat.
Posting Komentar