Pengertian Rubu’ (Ilmu Falaq)

Selasa, 29 April 20140 komentar


Kata Rubu’ berarti (seperempat), dalam istilah astronomi disebut dengan kuadran (quadrant). Rubu’ Mujayyab dapat juga diartikan sebagai alat hitung astronomi untuk memecahkan permasalahan segitiga bola dalam astronomi. Di dalam Ensiklopedi Hisab Rukyah, yang dimaksud dengan Rubu’ Mujayyab adalah suatu alat yang bebentuk seperempat lingkaran ( 900 ) yang digunakan untuk menghitung fungsi geniometris yang sangat berguna untuk memproyerksikan perdaran benda-benda langit pada lingkaran vertikal.
Dengan kata lain, Kuadran ini merupakan Salah satu instrumen awal astronomi, yaitu suatu alat yang digunakan untuk menghitung ketinggian bintang di atas cakrawala atau alat untuk menghitung fungsi giniometris yang sangat berguna untuk memproyeksikan peredaran benda langit pada lingkaran vertical
Sebelum dikenal daftar logaritma, perhitungan ilmu falak dilakukan dengan rubu’ ini. Sehingga buku-buku ilmu falak yang ditulis pada  tahun 1930-an, seperti Badi’atul missal, dan Attaqribul Maqshad, system perhitungannya masih menggunakan rubu.
     Sejarah Rubu’
Awal mula munculnya rubu’ ini pada kurun ke-14 M, oleh Ibn Al-syatir, beliau adalah seorang ahli falak Syria, Beliau ini telah menciptakan rubu' mujayyab yang disifatkan sebagai peralatan yang mengandung grid trigonometri sejagat. Dimana Kuadran adalah merupakan salah satu alat  sederhana yang digunakan untuk mengukur astronomi, navigasi, dan survei
Kuadran mengakui sisi namanya dengan kemampuan untuk mengukur waktu seperempat lingkaran dengan menggunakan trigonometri bulat, yang kemudian rembang jarak dapat digunakan untuk menghitung bintang angkasa bujur dan lintang. Nama kuadran ini bersal dari fourth bagian atau seperempat dari bagian.
Awal astronom digunakan sebagai jenis alat untuk mempelajari langit. Namun pada dasarnya adalah alat untuk mengukur atau menghitung posisi benda di langit. Dengan mereka (astronom) bintang-bintang dipetakan yang dibuat untuk memprediksi masa depan posisi matahari, bulan, dan planet. Pengetahuan ini sangat penting, karena langit menjabat sebagai jam, kalender, dan bantuan navigasi untuk membantu mereka (para pelaut). Alat ini hanya digunakan oleh para imam untuk mengatur waktu untuk agama observances dan ahli untuk melemparkan horoscopes.
 Di sekitar tahun 1650, Peter Ifland mengoleksi rubu’ tersebut yang di tempat yang diberi nama “ The Mariners' Museum “ . Beliau banyak menggunakan alat ini sebelum pergi ke laut yakni untuk membantu navigators. Untuk navigasi laut, contoh-contoh paling awal yang ditemukan di sekitar 1460. Mereka tidak lulus dalam derajat tetapi mempunyai latitudes yang paling umum tujuan langsung scribed pada anggota tubuh. Ketika digunakan, navigator yang akan berlayar utara atau selatan sampai kuadran ditunjukkan dia di lintang dari tujuan, berbelok ke arah tujuan dan berlayar ke tempat tujuan mempertahankan program studi dari lintang konstan. Setelah 1480, lebih dari instrumen dibuat dengan limbah lulus dalam derajat.
Share this article :

Posting Komentar

Popular post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Faishol_AM
Copyright © 2011. ALUMNI PPMH PUTAT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Fa'ishol
Proudly powered by Blogger